7 Cara Mencatat Petualanganmu di Alam
Aku mulai menulis jurnal sejak kelas tiga SD, saat seseorang memberiku buku kecil berwarna biru dengan kunci kuningan. Tapi baru belakangan ini aku mulai membuat jurnal alam—dan andai saja aku melakukannya sejak dulu!
Tidak ada cara yang benar atau salah untuk membuat jurnal alam. Yang penting, kamu melakukannya. Gaya jurnal bisa kamu sesuaikan dengan minat dan kepribadianmu. Coba beberapa metode berikut dan temukan mana yang paling cocok:
1. Jurnal “Lima Tahun”
Jenis ini biasanya berbentuk buku cetakan harian, satu halaman untuk setiap tanggal, dibagi ke dalam lima tahun. Kamu hanya perlu menulis beberapa baris pengamatan setiap harinya. Nenekku baru-baru ini mendapat kiriman jurnal lima tahunan milik pamannya dari awal 1900-an—isinya sangat menarik, mulai dari acara musik rakyat, kisah kawin ternak, sampai kehilangan jari di pabrik. Aku dan Matt pun terinspirasi untuk membuat versi kami, khusus tentang pengamatan alam. Kami pakai kertas lepas di binder, lalu menggabungkan observasi dalam jendela 5 hari (misalnya 1–5 Januari dalam satu halaman). Sekarang kami mulai membaca ulang catatan dari tahun sebelumnya—sangat membantu untuk merencanakan jalan-jalan, panen buah liar, bahkan menulis blog!
2. Refleksi Lebih Dalam
Kalau kamu tipe yang suka menulis panjang, cukup gunakan buku catatan biasa. Aku sendiri pakai buku murah dari toko swalayan. Yang penting: cukup ringan untuk dibawa, tapi cukup besar untuk menulis nyaman tanpa harus membalik halaman terus-menerus. Menarik juga untuk membaca ulang dan melihat sejauh mana kamu berkembang dalam memahami alam.
3. Pengamatan Detail
Menggambar tumbuhan atau hewan dengan teliti bisa melatih matamu untuk benar-benar mengamati. Ikuti perubahan mereka dari waktu ke waktu: bagaimana bunga berubah jadi biji? Seperti apa bentuknya saat awal tumbuh di musim semi? Catatan seperti ini sangat berharga.
4. Fotografi
Foto bisa jadi cara lain untuk mengabadikan keindahan alam. Dengan rutin menyortir dan memberi label pada foto-fotomu, kamu bisa membangun arsip visual pengamatan. Bonusnya: jadikan foto-fotomu slideshow screensaver, supaya kamu bisa menikmatinya lebih sering.
5. Blog
Blog tak lain adalah jurnal digital. Kami pun punya blog sederhana (meski kadang lama tak diperbarui). Kamu bisa memulai blog gratis di platform seperti Blogger atau WordPress, dan membagikan apa yang kamu temukan ke keluarga dan teman. Tantangannya? Sulit menulis saat di alam terbuka. Dan kadang kita terlalu fokus pada “tulisan bagus” untuk publik, sampai lupa menulis hal-hal kecil yang sebenarnya penting.
6. Jurnal untuk Anak
Anak-anak juga bisa belajar mencatat alam dengan versi sederhana. Bawa alat gambar saat berjalan-jalan, dan biarkan mereka menggambar sesuatu yang mereka lihat. Atau, sepulangnya, tulis satu hal favorit yang mereka temukan. Bisa juga catat satu hal dari tiap indra: air yang dingin, rasa asam daun semanggi liar, suara burung, aroma tanah, warna bunga menyala. Tempel daun, bunga kering, atau buat cetakan kulit pohon. Gunakan binder longgar untuk fleksibilitas, atau sketsa pad kosong. Jika dilakukan rutin, ini bisa jadi harta kenangan yang luar biasa.
7. Daftar Seumur Hidup
Mencatat daftar spesies (burung, tanaman, dll.) yang pernah kamu temui sepanjang hidup bisa sangat menyenangkan—tapi jangan sampai tujuanmu hanya sekadar membuat daftar panjang. Kami suka menulis catatan kecil di buku identifikasi kami saat pertama kali menemukan spesies baru, termasuk di mana dan kapan. Saat melihatnya lagi, catatan itu membantu mengingat. Menuliskan nama sesuatu yang kamu kenali juga terbukti membantu memperkuat ingatan.
Kamu sudah mulai jurnal alam? Atau masih bermimpi melakukannya? Punya tips lain? Bagikan di kolom komentar!